TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid <div style="text-align: justify;">Tajdid merupakan Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan dengan ISSN Print: 2614-6630, Online: 2549-8983, yang diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu bulan April dan Oktober oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAI Muhammadiyah Bima. Sering dengan pentingnya peningkatan mutu publikasi, jurnal Tajdid juga telah terindeks dalam <strong>Science And Technology Index (SINTA 5) Kemendikbud RI.</strong> Tim redaksi menerima tulisan yang berhubungan dengan pemikiran keislaman dan kemanusiaan. Artikel yang diterima oleh tim redaksi ialah artikel yang belum pernah diterbitkan oleh jurnal lain.&nbsp; Artikel yang di nyatakan diterima, tim redaksi berhak mengedit sepanjang tidak mereduksi substansinya.</div> <h3>&nbsp;</h3> en-US <div style="text-align: left;">1) Apabila anda menemukan satu atau beberapa artikel yang terdapat dalam TAJDID yang melanggar hak cipta yang anda miliki, silahkan laporkan kepada kami, melalui email pada <span style="text-decoration: underline;">Principle Contact</span>.</div> <div style="text-align: justify;">2) Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi CC <em>Attribution 4.0</em>, dan</div> <div style="text-align: justify;">3) Semua Informasi yang terdapat di TAJDID bersifat akademik. TAJDID tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi karana penyalah gunaan informasi dari situs ini.</div> nasarhb@gmail.com (Nasaruddin) aderahman0842@gmail.com (Ade Rahman) Wed, 24 Apr 2024 14:20:16 +0700 OJS 3.1.0.0 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 BAITUL HIKMAH SEBAGAI PUSAT PERADABAN INTELEKTUAL PADA MASA DINASTI ABBASIYAH http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/1918 <p>Baitul Hikmah merupakan Akademi Ilmiah, yang merupakan pusat kegiatan ilmiah dari penelitian hingga penerjemahan , hingga Pendidikan dan menjadi perpustakaan terbesar pada masa madya abad kesembilan. Baitul Hikmah yang terletak di kota Baghdad menjadi pusat kebangkitan intelektual pada masa Dinasti Abbasiyah dan berhasil membawa Islam ke puncak kesuksesan. Dibentuk oleh Khalifah Harun al-Rasyid, Baitul Hikmah berawal bernama <em>Khizanah al-Hikmah</em>. Perpustakaan dan pusat penelitian kemudian mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan khalifah al-Ma’mun. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pendorong munculnya Baitul Hikmah dan juga untuk menganalisis bagaimana peranan Baitul Hikmah sebagai pusat peradaban intelektual di masa dinasti Abbasiyah. Kajian ini ialah golongan penelitian kualitatif yang menerapkan kaidah penelitian kepustakaan <em>(library research),</em> dimana penghimpunan data dibuat melalui rekontruksi berbagai sumber-sumber pustaka seperti buku, jurnal dan riset terdahulu. Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa faktor pendorong munculnya Baitul Hikmah dorongan dari kehendak untuk bercermin lembaga besar yang didirikan kaum Kristen Nestorian yang aktif&nbsp; menerjemahkan karya-karya Yunani. Selain itu Baitul Hikmah banyak berperan dalam kebangkitan peradaban intelektual di masa Dinasti Abbasiyah yang di tandai dengan lahirnya para tokoh ilmuwan tertinggi, baik dalam ilmu umum maupun ilmu agama. Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi Baitul Hikmah sebagai pusat kegiatan pembelajaran tempat para peneliti bertemu dan berdiskusi, serta menjadi dokumentasi serta layanan laporan ilmiah kepada masyarakat</p> Khaeruddin Khaeruddin ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/1918 Mon, 22 Apr 2024 00:00:00 +0700 ASESMEN AUTENTIK DALAM KURIKULUM MERDEKA PERSPEKTIF TEORI HUMANISME http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/2590 <p>Kurikulum Merdeka merupakan upaya Kemendikbud dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia agar nilai-nilai pendidikan sebagai wadah pengembangan peserta didik benar-benar terealisasikan. Salah satunya dengan penggantian asesmen/penilaian dari asesmen konvensional menjadi asesmen autentik dengan menitik beratkan pengembangan potensi peserta didik yang selaras dengan teori humanisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara teori humanisme dengan asesmen dalam Kurikulum Merdeka dan bagaimana bentuk penilaian asesmen autentik yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur dengan mengkaji artikel, jurnal, buku, dan dokumen-dokumen lain yang relevan terhadap topik penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian teori humanisme dengan penilaian dalam Kurikulum Merdeka yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survey Karakter yang memiliki konsep asesmen autentik. Asesmen autentik dalam Kurikulum Merdeka memberi dampak positif terhadap optimalisasi perkembangan kompetensi peserta didik dengan sistem kemerdekaan/kebebasan pembelajaran sesuai dengan minat peserta didik.</p> Uly Nuha Aisyah, Betty Mauli Rosa Bustam ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/2590 Tue, 23 Apr 2024 00:00:00 +0700 KOMPARASI PEMIKIRAN HARUN NASUTION DAN H.M RASJIDI DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT DAN TEOLOGI http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/2674 <p>Perbandingan filosofis dan teologis Harun Nasution dan H.M. Pemikiran Rasjidi menjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Jika dianalisis secara filosofis, penekanannya ada pada wahyu dan akal, atau yang dikenal dengan istilah al-aql wa al-manqul. Sementara itu, penerapan teologi rasional Mu`tazilah menjadi topik utama pembahasan teologi. Menurut Harun Nasution, akal mampu mengenal Tuhan (Marifat Allah), kewajiban mengenal Tuhan (Wujud al marifat Allah), membedakan yang baik dan yang jahat (Marifat al husn wa al qubh), dan kewajiban untuk melakukan perbuatan baik. Hindari melakukan hal-hal jahat. Menurut H.M. Rasjidi, wahyu dapat mengungkap tiga hal lainnya, namun akal hanya dapat mengetahui Tuhan. Menurut Harun Nasution, Teologis rasional Mu`tazilah diperlukan sebagai pengganti keterbelakangan umat islam. Sedangkan menurut H.M. Rasjidi Teologi rasional Mu`tazilah dipandang sebagai ancaman terhadap kekuatan iman.</p> Sultan Gholand Astapala, Moch. Iqbal ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/2674 Fri, 26 Apr 2024 00:00:00 +0700